Factors Related to the Need of Sexuality Education in Primary School in Gondanglegi Sub-District, Malang Regency
DOI:
https://doi.org/10.21776/ub.JOIM.2017.001.01.1Keywords:
Kebutuhan, Pendidikan Seksualitas, Sekolah DasarAbstract
Semakin tingginya kekerasan dan pelecehan seksual pada anak di wilayah Kabupaten Malang serta adanya proses tumbuh kembang anak, dimana pada usia 9-12 tahun anak mulai memasuki masa pubertas, maka anak sekolah dasar perlu mendapatkan pendidikan seksualitas. Dan pendidikan seksualitas akan lebih baik jika diberikan sesuai kebutuhan anak. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kebutuhan pendidikan seksualitas pada anak sekolah dasar di Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan rancangan explanatory research dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner pada 317 sampel pada 24 sekolah dasar. Analisa data secara univariat, bivariat dengan chi-square dan multivariate dengan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (70.03%) membutuhkan pendidikan seksualitas dengan variabel yang berpengaruh pada kebutuhan pendidikan seksualitas adalah informasi (OR= 4.870), pengetahuan (OR=3.028), dan sikap terhadap pendidikan seksualitas (OR= 4.271).
References
Ali, Mochamad. Disertasi: Tradisi Kawin Muda dalam Prespektif Hukum Islam, Studi pada Masyarakat Lenteng, Gading dan Talango kabupaten Sumenep Madura. Jakarta: UIN Jakarta. 2010.
Andarmoyo, S. Psikoseksual dalam Pendekatan Konsep & Proses Keperawatan. Jakarta: Ar-Ruzz Media; 2010.
Asmadi. Teknik prosedural Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salaemba Medika; 2008.
Behrman, Kliegman. Ilmu Kesehatan Anak Volume 3. Jakarta: EGC; 2000
Birri, MIftahol. Skripsi: Otonomi Perempuan Madura dalam perkawinan. Yogjakarta: UIN Sunan Kalijago; 2009
Bourton V. Sex education in school: young people's views. Nursing Children and Young People; 2006;Oct 2006:3.
Desmita MS. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya; 2012.
Djaelani J. Kebijakan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja. Yogjakarta.
Universitas Negeri Yogyakarta; 2005.
Djiwandono SEW. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grafindo.2010
Dwiriani. Usia Menarche, Konsumsi Pangan, dan Status Gizi Anak Perempuan Sekolah dasar Di Bogor. Jurnal Gizi dan Pangan. 2007 November;2(3):26-37.
Efendi, Ferry. dkk. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba medika; 2009.
Hidayati Y. Pengaruh Motivasi, Metode Pembelajaran dan Lingkungan terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas X SMAN 12 Semarang. Semarang: UNNES; 2006.
Hull, David. Dasar-Dasar pediatri Edisi 3. Jakarta: EGC; 2008
Ibrahim R. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta; 2003.
Karen P. Phillips P, Andrea Martinez, PhD. Sexual and Reproductive Health Education: Contrasting Teachers’, Health Partners’ and Former Students’ Perspectives. Canadian Journal of Public Health. 2010;September/October 2010 7.
KPA. Kebijakkan Pembangunan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak. Jakarta: KPAI; 2011.
Makmun AS. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda; 2005.
Notoadmodjo S. Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Grasindo; 2007
Purwatiningsih S. Analisis Kebutuhan Remaja akan Pelayanan Kesehatan Reproduksi. Bening. 2005:8-12.
Sarwono SW. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers; 2006.
Sudjana N. Media Pengajaran. Bandung: Sinar baru; 1991.
Unni EJ. Development of Models to Predict Medication non-adherence Based on a New Model. US: Pro Quest; 2008.
Yusuf S. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya; 2011.
Waldo N. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC; 2000.
Wong, Donna, Buku Ajar Kepererawatan Pediatric. Jakarta: EGC; 2010.